Jumat, 31 Mei 2013

INFEKSI NIFAS


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001:122)
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari.
Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Dahulu infeksi ini merupakan sebab kematian maternal yang paling penting, akan tetapi berkat kemajuan ilmu kebidanan, khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya, dan penemuan obat-obat baru seperti sulfa dan antibiotik lainnya angka kematian maternal bisa dikurangi. Di negara-negara maju peranannya sebagai penyebab kematian berkurang. Di negara-negara berkembang, dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna, peranan infeksi nifas masih besar.
Yang termasuk kedalam infeksi pada masa nifas diantaranya endometritis dan peritonitis. Kedua infeksi tersebut dapat berbahaya bagi ibu postpartum jiga tidak segera ditangani dan ditindaklanjuti. Maka dari itu penanganan yang cepat dan tepat dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan.
Mengingat pentingnya hal tersebut, kami menyusun makalah dengan judul “infeksi pada masa nifas khususnya endometritis dan peritonitis”.  

B.     Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV ( patologi ) dan sebagai pengetahuan tambahan bagi para pembaca tentang infeksi pada masa nifas khususnya endometritis dan peritonitis.



C.    Kegunaan Makalah
Makalah ini bisa dipergunakan sebagai referensi bagi para pembaca yang ingin menambah pengetahuannya tentang infeksi pada masa nifas khususnya endometritis dan peritonitis.  
D.    Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode studi kepustakaan.


 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Infeksi masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Demam nifas atau morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Committee on Maternal Welfare, morbiditas puerperalis ialah kenaikan suhu sampai 380 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama.


B.     Etiologi
Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir. Gorback mendapatkan dari 70 % biakan serviks normal dapat pula ditemukan bakteri anaerob dan aerob patogen. Kuman anerob adalah kokus gram positif (Peptostreptokokus, Peptokokus, Bakteroides dan Clostridium). Kuman aerob adalah bermacam gram positif dan E. coli. Selain itu, infeksi nifas dapat pula disebabkan oleh :
-          Streptococus haemolyticus aerobicus, ini merupakan penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen (dari penderita lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain)
-          Staphylococus aureus, kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang – kadang menjadi sebab infeksi umum. Banyak ditemukan di rumah sakit.
-          Escherichia coli, Kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing atau rektum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab dari infeksi traktus urinarius.
-          Clostridium welchii, infeksi kuman yang bersifat anerobik jarang ditemukan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis.

C.    Cara terjadinya infeksi :
1.      Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat – alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman – kuman.
2.      Droplet infection
3.      Sarung tangan atau alat – alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan penolong.
4.      Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman pathogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa aliran udara kemana-mana.
5.      Coitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
6.      Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intrapartum biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejala-gejala ialah kenaikan suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan takikardia; denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban biasa menjadi keruh dan bau. 

D.    Faktor Predisposisi
Kurang gizi atau malnutrisi, Anemia, Higiene, Kelelahan, Korioamnionitis, Kurang baiknya proses pencegahan infeksi, Manipulasi yang berlebihan, Dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.
Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas ialah :
1.      Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre-eklamsia, juga infeksi lain, seperti pneumonia, penyakit jantung, dan sebagainya.
2.      Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3.      Tindakan bedah vaginal atau persalinan traumatik yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir.
4.      Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

E.     Golongan Infeksi Nifas
Dapat dibagi dalam 2 golongan :
(1)   infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium
(2)   penyebaran dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, melalui jalan limfe, dan melalui permukaan endometrium.


·         Endometritis
-          pengertian
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
-          Gambaran klinik
Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau.
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium.
Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naik turun (remittens). His royan dan lebih nyeri dari biasa dan lebih lama dirasakan. Lochia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau. Lochia berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai gejala. Sering ada sub involusi. Leucocyt naik antara 15000-30000/mm³.
Sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan dapat mengganggu penderita. Kalau infeksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur-angsur dan turun pada hari ke 7-10.
-          Pengobatan
Pasien sedapatnya diisolasi, tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lochia, pasien boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterotonika. Pasien disuruh minum banyak.

·         Peritonitis
-          Pengertian
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, selaput tipis yang melapisi dinding abdomen dan meliputi organ-organ dalam. Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan penyakit berat.
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus, parametritis yang meluas ke peritoneum, salpingo-ooforitis meluas ke peritoneum atau langsung sewaktu tindakan perabdominal.
Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis, bila meluas ke seluruh rongga peritoneum disebut peritonitis umum, dan ini sangat berbahaya yang menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian akibat infeksi.

-          Gambaran klinis
Peritonitis umum adalah berbahaya bila disebabkan oleh kuman yang patogen. Perut kembung, meteorismus dan dapat terjadi paralitik ileus. Suhu badan tinggi, nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat, muka cekung, kulit dingin, mata cekung yang disebut muka hipokrates. Diagnosa dibantu dengn pemeriksaan laboratorium, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire.

-          Penyebab
Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan kelenjar getah bening ke peritoneum. Jenis jarang peritonitis - kurang dari 1% dari semua kasus peritonitis primer.
Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Kira - kira 10-30% pasien dengan sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial.         
Jenis yang lebih umum dari peritonitis, yang disebut peritonitis sekunder, disebabkan infeksi ketika datang ke peritoneum dari gastrointestinal atau saluran bilier. Kedua kasus peritonitis sangat serius dan dapat mengancam kehidupan jika tidak dirawat dengan cepat.
Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus.

-          Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala peritonitis meliputi:
o   Pembengkakan dan nyeri di perut
o   Demam dan menggigil
o   Kehilangan nafsu makan
o   Haus
o   Mual dan muntah
o   Urin terbatas

-          Pengobatan
      Peritonitis berpotensi mengancam kehidupan. Penderita disarankan mendapat perawatan di rumah sakit. Penderita memerlukan pembedahan untuk menghilangkan sumber infeksi, seperti radang usus buntu, atau untuk memperbaiki robekan pada dinding gastrointestinal atau saluran bilier. Diberikan juga antibiotik, O2, cairan infus.
Hampir semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi eksplorasi).
·         Pertimbangan dilakukan pembedahan :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang meluas, nyeri tekan terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan (syok, anemia progresif), tanda sepsis (panas tinggi, leukositosis), dan tanda iskemia (intoksikasi, memburuknya pasien saat ditangani).
Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo peritoneum, distensi usus, extravasasi bahan kontras, tumor, dan oklusi vena atau arteri mesenterika.
Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan saluran cerna yang tidak teratasi.
Pemeriksaan laboratorium.
·         Pembedahan dilakukan bertujuan untuk :
o   Mengeliminasi sumber infeksi.
o   Mengurangi kontaminasi bakteri pada cavum peritoneal
o   Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanjutan.


F.     Pencegahan secara umum :
ü  Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harus diperhatikan.
Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
ü  Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.
ü  Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat.

G.    Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.
Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan.


 BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne'bnatal, 2001:122)
Infeksi masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Demam nifas atau morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Committee on Maternal Welfare, morbiditas puerperalis ialah kenaikan suhu sampai 380 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama.

Penyebab terjadinya infeksi:
-          Streptococcus haemoliticus anaerobic
-          Staphylococcus aureus
-          Escherichia Coli
-          Clostridium Welchii, dll.

Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas ialah :
1.      Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre-eklamsia, juga infeksi lain, seperti pneumonia, penyakit jantung, dan sebagainya.
2.      Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3.      Tindakan bedah vaginal atau persalinan traumatik yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir.
4.      Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

Salah satu infeksi nifas yaitu:
·         Endometritis
-          pengertian
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
-          Gambaran klinik
Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau.
-          Pengobatan
Pasien sedapatnya diisolasi, tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lochia, pasien boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterotonika. Pasien disuruh minum banyak.

·         Peritonitis
-          Pengertian
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, selaput tipis yang melapisi dinding abdomen dan meliputi organ-organ dalam. Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
-          Gambaran klinis
Peritonitis umum adalah berbahaya bila disebabkan oleh kuman yang patogen. Perut kembung, meteorismus dan dapat terjadi paralitik ileus. Suhu badan tinggi, nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat, muka cekung, kulit dingin, mata cekung yang disebut muka hipokrates. Diagnosa dibantu dengn pemeriksaan laboratorium, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire.
-          Pengobatan
      Peritonitis berpotensi mengancam kehidupan. Penderita disarankan mendapat perawatan di rumah sakit. Penderita memerlukan pembedahan untuk menghilangkan sumber infeksi, seperti radang usus buntu, atau untuk memperbaiki robekan pada dinding gastrointestinal atau saluran bilier. Diberikan juga antibiotik, O2, cairan infus.
Hampir semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi eksplorasi).


B.     Saran
·         Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti dan memahami tentang infeksi masa nifas sampai dengan bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaan medisnya, menerapkan konsep asuhan kebidanan kepada klien yang mengalami infeksi nifas sesuai dengan porsinya.
·         Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan mampu mengerti tentang infeksi nifas dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan secara komprehensif.
·         Bagi Instansi Pendidikan Kesehatan
Diharapkan dapat menambah karya-karya ilmiah tentang berbagai penyakit atau kasus yang bersangkutan, sehingga dapat menambah wawasan tentang masalah tersebut.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar